Ada Sosok Ular Naga Dan Nyi Rantam Sari Di Wisata Guci Tempat Bus Kecelakaan di Jurang

Storyjatim.com - Ada sosok Ular Naga yang menjaga wilayah wisata Guci, hal tersebut diyakini oleh warga sekitar, cerita mistis wisata Guci sudah tak asing lagi bagi masyarakat Tegal Jawa Tengah.

Wisata Guci sendiri merupakan destinasi wisata alam dengan pemandian air panas pancuran 13, konon menurut cerita mistis warga setempat wisata tersebut dijaga oleh ular Naga, yang kini diabadikan melalui patung berbentuk naga di pancuran 13.

Cerita dari warga sekitar patung ular Naga tersebut setiap malam jumat bergerak, sehingga kesan mistis dari wisata Guci cukup kental.

Baca Juga: Tangis Haru Sopir Bus Kecelakaan di Guci Saat Bertemu Istrinya Usai Ditetapkan Tersangka, Hotman: Ada Nomornya

Sebelumnya nama wisata Guci ramai diperbincangkan setelah terjadi kecelakaan satu bus yang membawa rombongan ziarah.

Rombongan tersebut berada didalam bus, dan sang sopir turun sejenak dengan keadaan mesin hidup, diduga terdapat anak kecil yang memainkan diruang kendali sopir hingga terjadi kecelakaan dengan terperosok ke jurang.

Peristiwa nahas tersebut menewaskan 2 orang dan puluhan lainya luka luka.

Setiap tahunya di wisata Guci warga sekitar kerap melakukan ritual keselamatan, uniknya di salah satu ritual, sesepuh desa akan memandikan kambing milik warga.

"Pada tanggal 1 Muharram atau 1 Suro, warga melakukan arak arakan dengan gunungan hasil bumi berupa sayur, sebagai rasa syukur kepada tuhan yang sudah memberikan panen yang melimpah," Kata Teguh salah satu tokoh warga Guci.

Pada ritual itu pula warga akan mengorbankan seekor kambing, yang di juluki Kambing Kendit, kambing itu sendiri memiliki sabuk di bagian tubuhnya, hal itu sebagai simbol ikatan.

Baca Juga: Di Tanya Usai Jadi Presiden Kemana, Jawaban Haru Jokowi Akan Lakukan Ini, Netizen: Disiapin Jadi Kota Terbaik

Kambing Kendit digunakan untuk sebuah ikatan dengan mahkluk gaib agar tidak menganggu, kabarnya warga Guci pernah mengalami kesurupan masal karena gangguan mahkluk astral.

"Waktu itu ada kesurupan masal, tapi setelah dilakukan ritual sembuh secara bersamaan," Ucap Haji Dakot Tokoh Masyarakat.